Hubungan
dengan manusia:
Anjing merupakan hewan sosial sama seperti halnya manusia. Kedekatan pola perilaku anjing
dengan manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal bersama
manusia, dan diajak bersosialiasi dengan manusia dan anjing yang lain. Anjing
memiliki posisi unik dalam hubungan antarspesies. Kesetiaan dan pengabdian yang
ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Walaupun sudah merupakan naluri alami anjing sebagai hewan
kelompok, pemilik anjing sangat menghargai kesetiaan dan pengabdian anjing dan
menganggapnya sebagai anggota keluarga sendiri. Anjing kesayangan bahkan sering
sampai diberi nama keluarga yang sama seperti nama pemiliknya. Sebaliknya,
anjing menganggap manusia sebagai anggota kelompoknya. Anjing hanya sedikit
membedakan kedudukan sang pemilik dengan rekan anjing yang masih satu kelompok,
dan bahkan sering tidak membedakannya sama sekali.
Terminologi:
Istilah anjing mengacu pada
serigala hasil domestikasi Canis lupus familiaris. Anjing
pernah diklasifikasikan sebagai speseies yang berbeda dari serigala, Canis
familiaris, oleh Linnaeus pada tahun 1758. Pada tahun 1993, Lembaga
Smithsonian dan Asosiasi Ahli Mamalia Amerika menetapkan anjing sebagai subspesies serigala abu-abu Canis lupus. Di Indonesia, anjing hutan yang asli Pulau Sumatera dan Jawa
disebut ajak.
Orang senang memelihara anjing karena anjing binatang
yang pintar. Anjing dianggap mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi menurut penelitian
ilmiah dan bukti-bukti lapangan. Tingkat kecerdasan anjing bergantung
pada ras dan masing-masing anjing secara individu. Anjing ras Border Collie
terkenal dapat mematuhi dan menjalankan berbagai macam perintah. Anjing ras
lain mungkin tidak tertarik untuk menuruti perintah manusia, tapi lebih suka
menunjukkan kepintaran dalam hal-hal lain seperti menggembalakan hewan ternak.
Asal-usul anjing
sebagai keturunan serigala yang hidup berkelompok membuat anjing jadi lebih
mudah dilatih dibandingkan hewan lain. Sebagai anggota kelompok, anjing
mempunyai naluri untuk patuh. Sebagian besar anjing memang sering tidak perlu
berurusan dengan tugas yang rumit-rumit, sehingga tidak ada kesempatan belajar
hal-hal yang sulit seperti membuka pintu tanpa bantuan manusia. Anjing yang
sudah dilatih sebagai anjing penuntun bagi tuna netra dapat mengenali
berbagai macam keadaan bahaya dan cara menghindar dari keadaan tersebutCiri fisik:
Anjing
ras
sangat bervariasi dalam ukuran, penampilan dan tingkah laku dibandingkan dengan
hewan peliharaan yang lain. Sebagian besar anjing masih mempunyai ciri-ciri
fisik yang diturunkan dari serigala. Anjing adalah hewan pemangsa dan
hewan pemakan bangkai,
memiliki gigi tajam dan rahang yang kuat untuk menyerang, menggigit, dan
mencabik-cabik makanan. Ciri-ciri khas dari moyang serigala masih bertahan pada
anjing, walaupun penangkaran secara selektif telah berhasil mengubah bentuk
fisik berbagai jenis anjing ras.
Anjing memiliki otot yang
kuat, tulang pergelangan kaki yang bersatu, sistem kardiovaskuler yang mendukung ketahanan fisik serta
kecepatan berlari, dan gigi untuk menangkap dan mencabik mangsa. Bila
dibandingkan dengan struktur tulang kaki manusia, secara teknis anjing berjalan
berjingkat dengan jari-jari kaki.
Penglihatan:
Anjing dulunya disangka dikromatis, sehingga bisa disebut buta warna menurut standar manusia. Tapi
penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini justru menunjukkan anjing bisa
melihat beberapa warna, walaupun tidak seperti yang bisa dilihat manusia.
Bagi anjing, warna merupakan
sinyal subliminal yang ditangkap untuk membedakan bentuk dari objek yang saling
tumpang-tindih, dan bukan warna pada benda yang bisa langsung dibedakan anjing.
Menurut penelitian, anjing bisa melihat berbagai nuansa warna kuning, ungu atau
violet, ulta violet.
Lensa mata anjing lebih datar
dibandingkan dengan lensa mata manusia, sehingga anjing kurang bisa melihat
secara detail dibandingkan manusia. Sebaliknya, mata anjing lebih sensitif
terhadap cahaya dan gerakan dibandingkan mata manusia. Beberapa anjing ras,
memiliki bidang pandangan sampai 270°. Sebagai perbandingan, manusia hanya
mempunyai bidang pandangan 180°. Bidang pandangan anjing ras dengan kepala
lebar dan kedua mata di depan sebenarnya hampir sama dengan manusia, hanya
sekitar 180°.
Indera pendengaran:
Anjing bisa mendengar suara frekuensi rendah 16Hz hingga 70KHz. (Manusia hanya mendengar frekuensi 20Hz-20 KHz), Jumlah lebar frekuensi ini termasuk cukup bagus, namun masih kalah dari pendengaran kucing. Selain itu, anjing bisa menggerak-gerakkan daun telinga agar cepat bisa menentukan lokasi sumber suara yang sebenarnya. Lebih dari 18 otot pada daun telinga memungkinkan anjing memiringkan, memutar, menidurkan, atau menegakkan daun telinga. Anjing mampu menentukan sumber suara lebih cepat dari manusia, sekaligus bisa mendengar suara yang sumbernya empat kali lebih jauh yang dapat didengar manusia. Anjing dengan daun telinga berbentuk alami (tegak seperti daun telinga serigala) biasanya memiliki pendengaran yang lebih baik daripada anjing berdaun telinga jatuh seperti terdapat pada banyak spesies hasil domestikasi.
Indera penciuman:
Pelatih anjing pelacak sudah mengerti bahwa anjing tidak mungkin lagi diajar untuk melacak bau-bauan di atas kemampuan alami yang dimiliki sejak lahir. Anjing hanya dapat dimotivasi sebaik-baiknya dan diajar agar bisa berkonsentrasi pada jejak bau yang utama. Anjing pelacak yang terlatih harus bisa mengabaikan berbagai jejak bau yang lain. Anjing yang tidak terlatih biasanya senang sekali mengendus berbagai macam bau selain jejak bau yang diperintahkan. Sewaktu melakukan pekerjaan yang meletihkan bagi anjing pelacak (misalnya mencari barang selundupan di atas kapal), anjing harus dimotivasi agar mau kerja keras dalam jangka waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar